On 17.43

Berdirinya pondok pesantren Roudlotusysyubban tidak terlepas dengan madrasah ataupun Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban Tawangrejo yang dalam perkembangannya mengalami pasang surut. Masyarakat Desa Tawangrejo adalah masyarakat Agamis. Hal ini dibuktikan dengan adanya kehidupan keberagamaan yang sejak dulu secara turun – temurun diamalkan oleh para sesepuh desa. Mereka telah belajar ilmu agama Islam melalui pondok pesantren maupun dari perantauan (sambil bekerja). Mereka juga menuntut ilmu agama antara lain di Malaysia, Singapura, dan bahkan di Arab Saudi.

Sementara itu putra – putra desa dan para pemuda desa Tawangrejo banyak yang pergi belajar di beberapa daerah pesantren seperti Kajen Margoyoso, Lasem, Rembang, Kudus, Salatiga, bahkan bahkan sampai di Jawa Timur yaitu Gontor, Termas, Kediri, Jombang, Banyuwangi, Jember, dan lain – lain. Sepulang mereka dari tempat mengaji ilmu agama dan tempat mereka merantau, benar – benar memperoleh bekal pengalaman, pengetahuan tentang agama Islam yang kemudian didukung oleh pengalaman para santri yang pulang dari pondok pesantren. Oleh karena itulah timbul gagasan – gagasan untuk mengembangkan ajaran Islam tersebut dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam.

Berawal dari kenyataan mengenai kebutuhan tentang pentingnya pendidikan Islam, maka ide tersebut segera direalisasikan dengan wujud didirikannya lembaga pendidikan Islam yang berbentuk “Madrasah” yang didirikan sejak tahun 1937 dan sampai sekarang telah berkembang dengan pesat.
Pada mulanya Madrasah tersebut bernama “ Matholiul Falah” yang masih menginduk pada madrasah Matholiul Falah Kajen Margoyoso, namun setelah berlangsung beberapa waktu akhirnya harus berhenti karena datangnya penjajah Jepang di Indonesia, mau tidak mau madrasah yang sudah berjalan beberapa waktu harus berhenti karena kekerasan penjajah.

Setelah Indonesia berhasil memprolamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka madrasah tersebut mulai bangkit kembali dengan beberapa pembenahan dan perkembangan sebagai berikut :

  • Pada tahun 1947 Madrasah Matholiul Falah Desa Tawangrejo mulai diaktifkan kembali yang pada waktu sebelumnya masih menginduk pada Madrasah Matholiul Falah Kajen akhirnya melepaskan diri dan berdiri sendiri dengan nama “Madrasah Roudlotusysyubban” yang oleh KH. Hasan Bisri diartikan Taman Pemuda.
  • Tahun 1952 dilakukan penataan susunan Kepengurusan yang dilengkapi dengan berbagai seksi. Pada waktu itu ketua pengurus dipercayakan kepada Bapak KH. Sarlan sampai tahun 1954.
  • Tahun 1954 kepengurusan dipercayakan kepada KH. Hasan Bisri sebagai ketua sampai tahun 1970.
  • Tahun 1970 sampai tahun 1971 sementara diampu KH. Ridlwan.
  • Mulai tahun 1971 sampai 2008 kepengurusan dipercayakan kepada Bapak H. Syahid.
  • Sejak tahun 2009 sampai sekarang kepengurusan Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusyyubban disingkat YPIR dipercayakan kepada Bapak Dr. H. Khozin Hasan putra dari KH Hasan Bisri.
Dalam pertumbuhannya Madrasah Roudlotusysyubban hingga sekarang menjadi Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban, telah memiliki beberapa unit sebagai berikut :
  • Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Semula bernama Madrasah Wajib Belajar (MWB). Adapun sebelum nama MWB, masih memakai nama madrasah Roudlotusysyubban. Sejak pertama berdirinya pada tanggal 01 Oktober 1937, bernama Madrasah Roudlotusysyubban, karena perkembangan dan perubahan sistem pendidikan, pada tahun 1958 nama Madrasah Roudlotusysyubban menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB).
  • Madrasah Tsanawiyah (MTs.)
Berdiri sejak 1953 yang semula bernama Mualimin kemudian beralih nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam (MTs. AI) yang akhirnya pada tahun 1972 kembali menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs.).
  • Madrasah Diniyah (Madin)
Sebenarnya Madrasah diniyah mulai berdiri sejak dibukanya Madrasah Matholiul Falah tahun 1937. Karena mengalami proses perkembangan pendidikan, maka terjadi beberapa perubahan tersebut diatas (Nomor 1 dan 2), dan baru pada tahun 1973 Madrasah diniyah mulai dibuka kembali dengan kurikulum kediniyahan.
  • Madrasah Aliyah (MA)
Karena tuntutan kebutuhan terhadap pentingnya pendidikan, maka Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban pada tanggal 01 Juli 1982 membuka program lanjutan atas (Madrasah Aliyah).
  • Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khusus dalam bidang elektronika, umat Islam menyadari bahwa mereka harus memanfatkan teknologi dan mampu membentengi dampak yang diakibatkan teknologi tersebut. Maka muncullah metode baca Al-Qur’an yang sangat efektif sehingga muncullah TPQ dipelosok kota dan desa. Sebagaimana yang terdapat di desa Tawangrejo (Yayayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban). Pada hari Rabu legi tanggal 8 Mei 1991 (23 Syawal 1411 H), lahirlah TPQ Roudlotusysyubban.
  • Roudlotul Athfal (RA)
Dengan melihat realitas perkembangan Madrasah tersebut diatas, Yayasan masih memandang perlu membuka program pendidikan pra sekolah untuk menyiapkan putra putri usia dini yang akan melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah, maka pada tanggal 17 Juli 1997 berdirilah tambahan unit baru yaitu Roudlotul Athfal.
  • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Perkembangan peserta didik pada era sekarang ini dan semakin banyaknya minat para orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka direspon oleh Yayasan Islam Pendidikan Roudlotusysyubban untuk  mendirikan unit yang menaunginya, maka pada tanggal 15 Juli  2011 didirikanlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
  • Pondok Pesantren Roudlotusysyubban


Dalam rangka upaya untuk membangun masa depan yang lebih maju dan sejahtera diperlukan suatu kredibilitas dan kapabilitas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi guna untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa dan untuk menunjang Program Pemerintah di bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, berdedikasi yang tinggi, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. maka sekitar tahun 1996 pengurus yayasan dan para Kyai disekitar desa Tawangrejo  mendirikan Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Roudlotusysyubban (Islamic Boarding School Roudlotusysyubban).
Keberadaan Pondok Pesantren di tengah-tengah masyarakat majemuk akan membawa dampak positif dan keharmonisan, sehingga apa yang telah menjadi program pemerintah Daerah menjadi zona Damai,  cinta kasih akan terwujud melalui keberadaan pondok pesantren yang bercirikhas ala ahlu sunnah wal jamaah.
Pondok Pesantren Roudlotusysyubban akan mencoba menggali potensi SDM yang ada ditengah-tengah masyarakat guna untuk mendalami kajian ilmu pengetahuan, sains dan teknologi khususnya pada generasi muda yang masih memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi namun tidak memiliki kemampuan dari sisi financial, sehingga dibangunlah sebuah lembaga pendidikan Agama yang dapat mengakomodir semua strata sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Pondok Pesantren Roudlotusysyubban dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban telah memiliki jenjang pendidikan Formal seperti PAUD, RA, MI, MTs dan MA maupun jenjang pendidikan non-formal seperti TPQ dan Madin. Kesemua jejanjang pendidikan yang diprogramkan adalah untuk Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran cerdas yang berkhidmat kepada masyarakat, agama dan negara.
Peran serta Pondok Pesantren/Madrasah yang notabene memakai sistem pola Asrama dimana para siswa dan siswinya mendapatkan pembinaan khusus didalamnya sangat diminati dan sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat dengan sebuah pengharapan agar anak-anak mereka mendapatkan Pendidikan yang memiliki bobot Ilmiyah yang tinggi dengan disertai Iman dan Taqwa yang kuat. Untuk maksud tersebut diatas maka Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban Tawangrejo bersama-sama dengan jajaran pengasuh Pondok, Dewan asatidz Madrasah akan berupaya semaksimal mungkin untuk memajukan lembaga pendidikan yang ada di lingkungan Pondok Pesantren, dengan cara bekerjasama dengan Tokoh Agama, Masyarakat, LSM dan Pemerintah Daerah (PEMDA).

Demikain sekilas perjalanan singkat berdirinya dan perkembangan Pondok Pesantren  Roudlotusysyubban di Desa Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah.